ROGO SUKMO DI DALAM ISLAM: LEGENDA ATAU NYATA?

Oleh: MA. Zuhurul Fuqohak, S.Ud, M.S.I



Rogo sukmo adalah istilah untuk ilmu kanuragan Jawa Kuno yang berarti seseorang bisa melepaskan nyawa dari raganya. Nanti nyawa akan mengembara dan bisa saja masuk di benda atau tubuh orang lain yang sedang nggrogo sukmo juga. Hanya saja, tubuh asli (raga) dari orang yang mempraktekkan rogo sukmo akan diam tidak bergerak seperti halnya saat semedi (Suparyakir, 2005: 7).

Terlepas dari hukum dan sumber ilmu ini, sebenarnya banyak juga kejadian supranatural dalam Islam yang prakteknya hampir atau seirama dengan model raga sukma. Semisal saja, ada cerita tentang Abu Yazid al-Busthami yang suatu hari, ruhnya mengembara ke alam sana untuk berdialog dengan Tuhan. Inti cerita, ia berkata, "Wahai Tuhan, siapakah nanti temanku di surga?" Lalu dijawab bahwa temannya itu orang yang berada di pasar karena baik akhlaknya (ِAhmad Farid al-Maziidi, Abu Yazid Tarjamatuhu wa Hayatuhu, 2004: 65).

Ada lagi cerita bahwa Umar bin Khattab ra. suatu hari berkhutbah di atas mimbar Jumat. Lalu, dia tiba-tiba menjerit keras dengan mengatakan "Sariyah (pasukaaan)...  al-jabal al-jabal (naiklah ke bukit, naiklah ke bukit)... Para jamaah bingung. Ternyata Umar sedang mengomando pasukan perang yang sedang kewalahan menghadapi musuh (Ar-Razi, Mafaatihul Ghoib, 2006: 13/156).

Syekh Ibrahim al-Baijuri pernah mendiskusikan permasalahan bahwa jika ada seseorang meninggal dunia (mati suri) lalu hidup kembali bagaimana sikap kita sebagai sesama muslim? Maka, beliau menawarkan dua pendapat yang pertama menyebut tidak wajib memandikan lagi dan menshalatinya. Karena az-zail al-'aid kal ladzi lam ya'ud (orang hilang -mati- lalu kembali lagi -hidup- itu seperti orang yang tidak pernah kembali). Jawaban ini yang dianggapnya kuat. Sedangkan pendapat kedua sebaliknya dan dianggap lemah (Al-Baijuri, 2001: 1/79).

Apakah ilmu ini mustahil?
Jawabannya ini adalah kenyataan.
Bagaimana logis-akal menerimanya? Orang bisa melepaskan ruhnya kok bisa kembali lagi. Jawabannya adalah Tuhan swt. memberikan gambaran tidur kepada kita. Dengan tidur, maka kita merasakan nyawa mengembara tanpa dengan jasad dan tubuh kita. Hanya saja, itu sebentar dan dikembalikan lagi olehNya. 

Namun, ada mereka yang tertidur lama sekali. Bahkan disebut Tuhan sampai 309 tahun lamanya. Dan tubuh mereka baik-baik saja. Anehnya, tubuh mereka tetap sehat, bugar dan muda. Tidak ada tanda-tanda sakit pada diri mereka. Mereka berjumlah delapan orang dengan anjing mereka. Namanya adalah: Maksalmina, Tamlikha, Marthunis, Dzu Nawanis, Saryulis, Nainuwis, Falyastathyunis dan Qithmir. Atau yang lebih terkenal disebut dengan Ashabul Kahfi (As-Suyuhti, 1999: 12/34).

Ada kebiasaan unik dari Abah Rois Yahya. Beliau sering kali menulis nama-nama Ashabul Kahfi itu didinding-dinding rumah dengan jelas dan besar. Ternyata setelah kami telusuri ada di kitab Ash-Showi syarah Tafsir Jalalain bahwa siapa pun yang menjaga (hafal atau pun menulis) tulisan mereka di rumah, maka rumah itu akan dijaga Allah dari gempa, angin, pencurian dan hal-hal negatif lainnya (As-Shawi, 2009: 2/160).

Apakah para Ashabul Kahfi merogo-sukmo sehingga ruh mereka bisa kembali lagi?
Wallahu a'lam,
Yang jelas itu adalah cerita-cerita indah non-logis yang dihadirkan al-Qur'an untuk mengajari agar kita menghargai cerita para orang tua. Atau legenda dan cerita rakyat. Asalkan tidak mengganggu akidah dan keyakinan kita, setidaknya ada pelajaran di setiap cerita indah mereka..