Sejarah Singkat Pondok Pesantren Miftahul Ulum Yahyawiyyah (PPMUY)

PPMU - Data diambil dari beberapa teks peninggalan Hadlratus Syaikh KH. Rois Yahya Dahlan dan wawancara dengan Ibu Nyai Hj. Millati Imronah serta pengamatan dan peninjauan langsung kepada pondok pesantren Miftahul Ulum.

Awal Berdiri & Pengasuh Pertama



Pengasuh pertama kali pondok pesantren Miftahul Ulum adalah Hadlratus Syaikh KH. Dahlan yang mempunyai istri Mbah Mardhiah dan lahir pada tahun 1911 M dan wafat tahun 1987 M. Pondok ini dimulai pada tahun 1945 dimana pada saat itu keadaan pesantren masih berbentuk pengajian dengan suasana santri yang mengaji berada di serambi Masjid tanpa ada tempat khusus atau pun sistematika khusus lainnya. Kemudian pada hari Selasa Legi bulan Dzulhijjah tahun 1950, dari pasangan Hadlratus Syaikh KH. Dahlan dan Mbah Mardhiah terlahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Rois Yahya Dahlan. Putra inilah yang kelak akan meneruskan perjuangan beliau dalam melestarikan ajaran Islam.

Pada saat itu pondok pesantren Miftahul Ulum belumlah terbentuk menjadi suatu lembaga khusus dengan sistem pembelajaran dan bangunan fisik seperti sekarang ini. Baru setelah kepulangan Hadlratus Syaikh KH. Rois Yahya dari pondoknya, beliau memulai dengan lebih teratur dan baik.

Guru KH.Rois Yahya Dahlan

Pada awalnya, Hadlratus Syaikh KH. Rois Yahya belajar kepada KH. Ahmad Sholeh Kendal selama kurang lebih sebelas bulan. Kemudian beliau pulang ke rumah dan istirahat di rumah selama tiga bulan, kemudian beliau berangkat ke pondok di daerah Kretegan Weleri Kendal yang pada saat itu diasuh oleh Hadlratus Syaikh Mbah KH. Bajuri selama kurang lebih tujuh tahun. Setelah lulus dan dirasa cukup menguasai ilmu yang dipelajari dari Hadlratus Mbah KH. Bajuri, kemudian beliau pulang ke kampung halamannya. Karena beliau masih memiliki tekad dan semangat belajar yang tinggi, akhirnya beliau meneruskan pendidikannya ke pondok pesantren di daerah Kaliwungu Kendal yang pada waktu itu diasuh oleh Hadlratus Mbah KH. Rukyat selama kurang lebih tujuh tahun. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Kaliwungu dan menguasai semua ilmu yang dipelajarinya, kemudian beliau pulang kembali ke rumah dan dilanjutkan pengembaraannya dalam mencari ilmu dengan mondok ke daerah Sarang Rembang Jawa Tengah yang diasuh oleh Hadlratus Syaikh KH. Zubair Dahlan selama kurang lebih dua tahun.
Sepulangnya dari Rembang, beliau istirahat di rumah selama empat puluh hari yang kemudian dilanjutkan lagi dengan berziarah ke daerah Batu Ampar Madura selama empat puluh satu hari untuk menjalankan riyadhoh. Disamping giat dan semangat belajar, Hadlratus Syaikh KH. Rois Yahya Dahlan juga selalu mendawamkan puasanya di semua pondok pesantren yang pernah beliau tempati.
Setelah kepulangan beliau dari riyadhoh tersebut dan meskipun beliau telah belajar selama bertahun-tahun di beberapa pesantren, beliau tak pernah lelah dalam mencari ilmu. Sehingga beliau kemudian melanjutkan kembali pengembaraannya dengan menimba ilmu ke daerah Magelang. Namun setelah beberapa bulan berselang, ayahanda beliau yaitu Hadlratus Syaikh KH. Dahlan sakit dan akhirnya beliau dijemput oleh sebagian kerabatnya untuk diajak pulang. Setelah ayah beliau sehat, kemudian beliau dinikahkan dengan Hj. Millatina Imronah yang selanjutnya mempunyai enam keturunan, KH. Ahus Jalaluddin, Ibu Zuhrotul Imamah, Ibu Qistiyatul Abidah, Gus M. A. Zuhurul Fuqohak, Neng sayidatul Muniroh, dan Neng Dzuriyatam Mubirokah. Meski telah berumah tangga, semangat belajar beliau tak pernah padam, sehingga beliau pun kembali mencari ilmu dengan mengkaji kitab Ihya’ Ulumuddin di daerah Magelang Jawa Tengah selama empat puluh hari. Sekembalinya kepulangan beliau dari Magelang, beliau memulai menetap di rumah, untuk melanjutkan perjuangan sang ayah. Di tangan beliau inilah, bibit-bibit pondok pesantren mulai berkembang, membesar, dan banyak muridnya.
Saat pertama kali berdiri, pondok masih berada di emperan (teras) rumah Hadlratus Syaikh KH. Dahlan. Namun karena semakin banyaknya santri yang ada, maka dipinjamkankanlah rumah Bapak KH. Ya’qub di sebelah utara rumah Hadlratus Syaikh KH. Dahlan sebagai pondok santri. Sehingga pada suatu saat ada santri yang terlihat dari pinggir jalan oleh Bapak ‘Abbas seorang petugas kepemerintahan yang sedang mengawasi daerah sekitar itu. Kemudian beliau mengikuti santri tersebut sampai ke pondok, dan ternyata beliau melihat belum adanya tempat yang nyaman dan layak bagi santri. Akhirnya beliau mengusulkan dan mengajukan bantuan kepada Depag Kecamatan Kayen untuk dapat memberikan sumbangkan bantuan pembuatan tempat yang lebih sesuai. Dari uang yang sebesar kurang lebih dua setengah juta inilah, kemudian terbentuk pondok pertama yang selanjutnya dinamakan dengan Miftahul Ulum dimana lokasinya adalah di depan masjid Baitul Izzah pada tanggal 17 Agustus 1954. pondok tersebut ditempatkan pada tanah wakaf milik Hadlratus Syaikh KH. Dahlan dengan ukuran 10×24 M2.
Sejak awal berdiri, pondok tersebut diasuh oleh Hadlratus Syaikh KH. Dahlan yang wafat pada tahun 1987. Kemudian mulai tahun 1985 perjuangan Hadlratus Syaikh KH. Dahlan dalam membangun dan membina pondok tersebut diteruskan oleh putranya yaitu Hadlratus Syaikh KH. Rois Yahya Dahlan. Pada tahun ini juga dibangun sebuah Musholla yang letaknya berada di sebelah pondok pesantren putri, yaitu di sebelah kiri rumah KH. Abdul Qodir.
Pada tahun 1988 M, dengan menimbang jumlah santri putri yang semakin bertambah, Hadlratus Syaikh KH. Rois Yahya Dahlan berinisiatif untuk membangun pondok putri baru di sebelah selatan rumah KH. Abdul Qodir agar dapat menampung santri yang lebih banyak serta memberikan kenyamanan bagi santri dalam menuntut ilmu. Tahun 1991 dilakukan perenovasian dan kemudian dibangunlah masjid Baitul Izzah yang terletak di samping pondok putra tersebut. Pada tahun ini pula, Hadlratus Syaikh KH. Rois Yahya Dahlan menunaikan ibadah haji untuk melengkapi kewajiban orang Islam.
Pada tahun 2000 M, beliau kembali meneruskan pembangunan dengan membuat pondok putri baru yang letaknya di sebelah barat pondok lama, yaitu di samping rumah Hadlratus Syaikh KH. Abdul Qodir, sehingga di tempat tersebut ada dua buah bangunan pondok putri sebelah barat dan pondok putri sebelah timur.
Begitulah sampai akhirnya pondok tersebut menjadi semakin maju, baik dalam bidang fisik maupun aktivitasnya. Sengaja KH. Rois Yahya Dahlan memberikan nama pondok pesantrennya adalah Miftahul Ulum, karena beliau berharap kelak dari pondok tersebut memang benar-benar menjadi kunci para santri-santrinya untuk memasuki gudangnya ilmu dan menjadi perantara sebagai kapal bagi mereka dalam mengarungi samudra ilmu yang sangat luas dan dalam.

Sistem Pendidikan

Aktivitas dalam sistem pendidikan pondok pesantren Miftahul Ulum untuk pertama kali hanyalah kegiatan mengaji dan belum ada Madrasah Diniyah baik Ula maupun Wustho. Dan pada waktu itu hanya menggunakan dua metode pembelajaan. Yaitu metode bandongan dan sorogan.
  1. Bandungan yaitu proses pembelajaran dengan dengan metode pengajaran yang aktivitasnya dipegang penuh oleh Hadlratus Syaikh KH. Dahlan atau Hadlratus Syaikh KH. Rois Yahya putranya. Sehingga santri hanya butuh pendengaran dan penulisan hal-hal yang dianggap penting, atau bertanya tentang sesuatu yang dianggap masih musykil.
  2. Sorogan yaitu proses pembelajaran dengan metode pengajaran tiap santri, satu persatu mempelajari bab pelajaran tertentu serta membacanya, dimana sebelumnya Sang Kiai terlebih dahulu membacakan bab pelajaan tersebut.
Kedua metode pembelajaran sepereti ini tetap berlanjut hingga Hadlratus Syaikh KH. Dahlan meninggal dunia. Kemudian selang beberapa tahun setelah itu, beliau Hadlratus Syaikh KH. Rois Yahya Dahlan berinisiatif untuk mendirikan madrasah diniyyah dalam pondok pesantren. Dan demi mengenang perjuangan sang ayah, madrasah tersebut dinamakan Madrasah Diniyyah Ad-Dahlaniyyah.
Hingga sekarang metode dan sistem tersebut berkembang lebih rapi dan lebih maju. Ada pula penambahan beberapa metode pengajaran, yaitu dengan dimulai dari pagi ngaji bandongan di kediaman Syaikh dan terkadang diselingi dengan pembuatan makalah khusus oleh santri senior yang dilanjutkan dengan presentasi dan tanya-jawab selama kurang lebih satu jam. Kemudian setelah selesai pengajian dari kediaman Syaikh digunakan untuk istirahat, dan setelah Dzuhur dilanjutkan dengan pembacaan Bughyatal Mustarsyidin atau kitab-kitab lainnya oleh KH. Ahus Jalaludin untuk para asatidz dan asatidzah serta para murid senior, dan madrasah diniyyah untuk para santri kelas empat ke bawah yang dimulai dari jam setengah tiga sampai jam empat sore. Kemudian istirahat dan dilanjutkan dengan jamaah ashar bersama, serta mengaji bandongan para santri kepada para asatidz yang telah ditentukan. Setelah sholat maghrib berjamaah, kegiatan dilanjutkan dengan mengaji sorogan kembali.
Mulai jam delapan malam, aktivitas dimulai dengan kegiatan belajar bersama yang diteruskan dengan musyawarah rutinan harian sampai sekitar jam setengah sebelas yang di lanjutkan dengan kegiatan terakhir yaitu pelatihan pembacaan kitab salaf sesuai dengan tingkatan kelas masing-masing bagi santri-santri yang masih duduk di kelas tiga ke bawah. Adapun para santri senior dan asatidz atau ustadzah mengikuti kegiatan pembacaan kitab tertentu seperti Fathul Wahhab, Al-Fiyyah, atau kitab-kitab lain yang diampu oleh Ust. M. A. Zuhurul Fuqohak sampai jam sembilan yang dilanjutkan dengan pembacaan masing-masing santri sampai jam sepuluh. Dan kemudian diteruskan musyawarah dengan penjagaan oleh asatidz yang telah ditentukan.
Demikianlah sejarah pondok pesantren Miftahul Ulum dari awal berdiri sampai sekarang beserta kegiatan-kegiatan yang telah berjalan di pondok pesantren Miftahul Ulum.

Adapun untuk agenda pembelajaran dan tanggal kinerja pondok pesantren dapat dilihat dari jadwal berikut:

No. Tanggal Bulan Kegiatan
1 15 Syawwal Masukan awal pondok pesantren Miftahul Ulum
2 11 Dzul Qo’dah Pembacaan Manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani rutin tiap tanggal sebelas
3 17 Dzul Qo’dah Khaul Al-Marhum lahum KH. Abu Bakar, KH. Dahlan, dan KH. Rois Yahya Dahlan
4 10 Dzulhijjah Libur Hari Raya Idul Adha
5 01 Muharram Ijazah Puasa ‘Asyuro
6 11 Muharram Penampilan pembacaan Ghoribul Alfadz dan Khataman Al Qur’an oleh kelas tiga
7 22 Shofar Tes semester gasal
8 1 – 14 Rabiul Awwal Libur semester gasal
9 15 Rabiul Awwal Masukan kegiatan semester dua
10 01 Rojab PKL (Praktek Kerja Lapangan kelas empat)
11 11 Rojab Penampilan pembacaan Kitab Fathul Qorib
12 13 – 18 Rojab Ujian Akhir Pesantren
13 22 – 29 Rojab Tes Semester genap Madrasah Diniyyah
14 1 – 9 Sya’ban Fastabiqul Khoirot (lomba-lomba menjelang Akhirussanah)
15 11 Sya’ban Haflah Akhirussanah Pondok Pesantren Miftahul Ulum

Alamat Lengkap PPMU : Desa Talun Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Jawa Tengah